Jumat, 08 Februari 2013

Kuliner Cilacap

Sewaktu sempat berwifi ria di kamar hotel, saya mencoba mencari kuliner khas Cilacap yang wajib dicoba. Ternyata infonya kurang banyak. Entah karena kurang publikasi atau karena inetnya super lelet, pencarian kami jadi agak tersendat. Baru hari ke sekian kami sempat berputar-putar, meski tetap tanpa ada ide mau kemana dan mau makan apa.
Saya tak akan membahas tentang makan pagi dan makan siang. Makan pagi selalu dilakukan di hotel sedangkan makan siang kami adalah nasi bungkus yang dimakan di lapangan. Sementara sambil menuju ke dan pulang dari lokasi, kami sempatkan untuk melirik kiri dan kanan jalan untuk sekedar bereksplorasi.
Makan malam pertama saat menjejak Cilacap adalah sebuah warung soto sokaraja sederhana di pinggir jalan. Tipikal soto dengan suwiran daging berupa ayam, sapi, atau jeroan plus irisan kol dan bihun yang serupa dengan kebanyakan jenis soto, hanya saja kuah santannya diberi bumbu kacang. Dua teman saya bilang rasanya agak aneh karena mereka baru pertama kali mencicipi. Tapi saya bilang sih enak dan murah. Waktu itu kami hanya membayar Rp 8000 semangkok. Tidak ada bukti otentik penampakan soto, karena sudah kadung kelaparan dan mengantuk. Demikian pula makan siang pertama kami. Sama-sama soto sokaraja yang ditemukan seketemunya, karena makan siang itu terjadi pada jam 16.30. Pokoknya makan apa aja deh, yang penting penting perutnya diisi *prinsip orang lapangan*
Makan malam kedua adalah sebuah warung makan di jalan Lombok no 99, namanya warung makan mbak Lili. Menu keseluruhan hampir sama. Ada sop, pecel madiun, soto, dan lain-lain. Spesialnya adalah sop gurame yang porsinya bisa dimakan bertiga. Kuahnya .. wuiih segar bin pedas, sampai bikin mata ngantuk  jadi melek. Satu mangkok dihargai Rp 25000.

sop gurame ini kalo ga pedes ya ga nendang…
Makan sore ketiga kami sempatkan untuk berburu bakso. Kabarnya ada 2 tempat yang enak yaitu bakso Mitro dan bakso pak Gepeng. Halaaah.. sebenarnya sih ini bukan saya banget, karena saya tidak terlalu suka bakso. Tapi berhubung ditraktir, ya sudahlah. Masa rejeki ditolak? Klise banget, hihi..

Bakso pak Gepeng ini terletak di jalan Pemintalan, arahnya menuju pelabuhan Tanjung Intan. Sewaktu kami kesana, Cilacap sedang dilanda angin kencang yang menyebabkan beberapa baliho rubuh dan mati lampu. Walhasil kami menyantap bakso dalam kegelapan. Seporsi bakso rata-rata dihargai Rp 8000, kecuali bakso bom yang bentuknya super gede dan bikin begah. Saya lupa seporsinya berapa (maklum dibayari), tapi sepertinya sih sekitar Rp 16000.

melihat penampakannya saja, saya sudah kibar bendera… nyeraah
Setelah makan bakso tadi selanjutnya kami diundang makan malam di warung Klangenan yang terletak di jalan Gatot Subroto. Cukup banyak tempat makan di jalan utama ini. Berhubung masih terasa banget aura bakso pak Gepengnya, maka kami hanya memesan wedang uwuh yang membuat badan terasa lebih segar. Wedang ini terdiri dari kayu secang yang membuat warna merah, jahe, gula, serta (daun kayu manis, daun  cengkeh, daun pala, dan cengkeh -semuanya kering-)

Tapi tak lupa saya sempatkan untuk mendokumentasikan aneka makanan yang terlihat cukup lezat, sambil mencicip sate bebek peking barang secuil, 1 tusuk saja. Ternyata enak juga yaa.. Sepiring sate ini dihargai Rp 20000.



sate ini recommended deh…
Karena keesokan harinya punya waktu luang untuk berjalan-jalan di pantai Teluk penyu, tak lupa kami mencicipi aneka olahan seafood disana. Cukup banyak pilihan tempat makan di area pantai, tapi akhirnya kami singgah di seafood Yayat. Ada lagi warung yang bersejajaran yaitu seafood 70, dan Sari Laut. Yang dua ini tidak sempat dicoba, karena tidak ada waktu lagi untuk bereksplorasi danalasan yang paling jelas sih karena serem bayarnya :)

Puas melahap seafood, sorenya kami (baca : saya) tetep keukeuh ingin mencicipi mie anglo Pak Trisno di warung sederhananya. Sebelumnya sempat dilewati di jalan Gatot Subroto. Seporsi mie yang dibungkus itu dihargai Rp 12000. Rasanya lumayan enak. Tidak ada alasan tertentu, tiba-tiba ngidam kepingin makan mie jawa saja.

Kebanyakan kuliner Cilacap diwarnai oleh daerah sekitarnya. Kehadiran warung-warung soto Sokaraja, sate Tegal, sate ambal dari Kebumen membuat kuliner di daerah ini menjadi beragam. Tapi yang paling ngetop adalah sajian tempe mendoan. Hampir di seluruh warung menyajikan jenis makanan ini. Adapun aneka oleh-oleh yang bisa dijinjing dari daerah ini adalah keripik sukun, aneka ikan asin, kerupuk ikan, lanting, dan mangleng (terbuat dari singkong).
alhamdulillah, baru kali ini dapet gratisan :)  
Ada tambahan? Maaf ya.. sempatnya baru mencoba segini saja. Moga-moga lain kali ada kesempatan jalan-jalan ke Cilacap lagi. Masih penasaran sama Nusakambangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar